Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) dimulai sejak Food and
Agriculture Organization (FAO) menetapkan World Food Day melalui
Resolusi PBB No. 1/1979 di Roma Italia, dimana dipilih tanggal 16
Oktober yang bertepatan dengan terbentuknya FAO. Sejak saat itu
disepakati bahwa mulai tahun 1981, seluruh negara anggota FAO termasuk
Indonesia memperingati HPS secara Nasional pada setiap
tahun. Penyelenggaraan HPS di Indonesia dijadikan momentum dalam
meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat dan para stakeholder
terhadap pentingnya penyediaan pangan yang cukup dan bergizi, baik bagi
masyarakat Indonesia maupun dunia.
Peringatan Hari Pangan Sedunia ke-35 tahun 2015 di DI. Yogyakarta diselenggarakan oleh BKPP (Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan) Pemda D.I. Yogyakarta, selama 3 hari berturut-turut (4 - 6 September 2015) pada Pkl. 09.00 - 16.30 WIB setiap harinya, kegiatan ini berlangsung di Halaman STPP (Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian) di Jln. Kusumanegara No. 2 Yogyakarta. dibuka secara resmi dengan ditandai pemukulan gong oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta pada hari Jumát tanggal 4 September 2015 di AULA STTP DIY di jalan Kusumanegara No.2 tampak Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta mendampingi.
Selain pameran, acara ini juga diisi dengan kegiatan lomba, bazzar dan seminar yang diikuti oleh instansi - instansi pemerintah pusat, dinas - dinas terkait di daerah Yogyakarta dan sektor-sektor usaha kecil dan menengah dan kelompok - kelompk tani dari seluruh kabupaten di daerah Yogyakarta.
Pameran yang bertema : “Penganekaragaman Pangan Pilar Menuju Kedaulatan Pangan” ini dibuka oleh Gubernur D.I. Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X, dan dalam sambutan dan pembukaannya, Gubernur DIY mengkilas balik dan mengingatkan mengenai kegiatan peringatan hari pangan sedunia ini merupakan pencanangan oleh organisasi Perserikatan Bangsa Bangsa yaitu FAO (Food and Agricultural Organization) pada Tahun 1979 yang kemudian diperingati setiap tahunnya hingga sekarang, tema hari pangan sedunia yang berlaku secara lokal dan nasional yaitu bertujuan untuk mewujudkan kedaulatan pangan, memutus siklus kemiskinan, mengatasi rawan pangan dan rentan terhadap kemiskinan serta merupakan sebagai program perlindungan sosial dan masyarakat atas pangan.
Lebih lanjut Gubernur D.I. Yogyakarta
menambahkan bahwa penganekaragaman pangan juga bertujuan untuk mencegah
degeneratif pada generasi - generasi yang berada di Indonesia, salah
satunya ialah melalui kegiatan pengembangan pada tanaman umbi-umbian contoh
: singkong, ubi jalar, bengkoang, kentang, dsb., dalam rangka
mempercepat terwujudnya tema penganekaragaman pangan ini Gubernur D.I.
Yogyakarta Hamengkubuwono X menambahkan bahwasanya hal ini telah
didukung secara kuat oleh hukum dan peraturan melalui dikeluarkannya
Peraturan Presiden, Peraturan Menteri Pertanian maupun Peraturan
Gubernur yang terkait dengan pangan.
Dalam penutupnya Gubernur D.I.
Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X menyampaikan bahwa pameran ini
sebagai momen yang tepat untuk mendukung terwujudnya program kedaulatan
pangan – penganekaragaman pangan dan pameran ini dapat menjadi wadah dan
sarana sebagai peran serta dan dukungan masyarakat untuk mewujudkan
kedaulatan pangan yang khas Indonesia
Foto bersama dengan para penerima penghargaan dilanjutkan dengan meninjau kegiatan lomba cipta menu tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta berbasis pada kearifan lokal, dimana menu yang diciptakan dengan memodifikasi/menggunakan resep makanan khas daerah yakni menu utama yang terdiri dari sumber karbohidrat,protein,vitamin dan mineral yang disesuaikan dengan prinsip Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman.
Beliau mengapresiasi hasil karya ibu-ibu bahkan meluangkan waktu untuk berdiskusi dengan para peserta lomba yang membuat mereka begitu senang ,bangga mendapat kunjungan Gubernur DIY terlebih setelah diajak bincang-bincang tentang menu ciptaannya. Bila hal tersebut bisa terus ditumbuh kembangkan maka harapan kita menjadi kenyataan bahwa pangan lokal semakin dicintai dan banyak dikonsumsi bahkan menjadi idola dinegeri tercinta ini.
Beliau mengapresiasi hasil karya ibu-ibu bahkan meluangkan waktu untuk berdiskusi dengan para peserta lomba yang membuat mereka begitu senang ,bangga mendapat kunjungan Gubernur DIY terlebih setelah diajak bincang-bincang tentang menu ciptaannya. Bila hal tersebut bisa terus ditumbuh kembangkan maka harapan kita menjadi kenyataan bahwa pangan lokal semakin dicintai dan banyak dikonsumsi bahkan menjadi idola dinegeri tercinta ini.